Seorang lelaki memarkir kendaraan sepeda motornya di halaman
parkir samping. Halaman parkir di samping khusus untuk penghuni kost itu. Ia
memang bukan penghuni kost itu, namun ia sudah kenal dengan semua penghuni kost
termasuk penjaganya.
Ia tidak beranjak dari sepeda motornya. Ia mengeluarkan
telepon genggamnya lalu mengecek notifikasi –notifikasi yang masuk. Rupanya ia
terlalu malas masuk ke dalam kostan, dan lebih memilih menunggu di parkiran.
Kemudian ia membuka salah satu menu pesan singkat di telepon genggamnya dan
mulai mengetik.
“Masih lama, ngga? Gue
tunggu di parkiran aja, ya.”
Tak harus menunggu lama, balasan yang dinanti-nanti langsung
sampai di telepon genggamnya. Cepat sekali.
“Oh ok. Elu langsung
masuk kamar aja dulu ya. Gw masih mandi nih.”
Mehhh… Dion nyengir. Jaman sekarang. Mandi, hape juga
dibawa. Watsapan sambil mandi. Dion terkekeh sendiri. Dia menuju kamar nomor
dua di deretan kanan. Dibukanya pintu yang memang tak pernah terkunci, lalu
masuk.
Kamar itu tak terlalu luas. Dipenuhi dengan barang-barang
praktis. Dion menggelesot di lantai bersandarkan tempat tidur. Tapi tiba-tiba
matanya tertarik pada sesuatu yang berwarna merah yang sedikit menyembul keluar
dari bawah bantal. Penasaran, karena hampir tak ada baju setahu Dion yang
berwarna merah di kamar ini, ditariknya benda berwarna merah itu.
Dion terkesiap. G-String? G-String warna merah?
“Gah! Buruan! Mandi lama amat, sih,” protes Dion kesal.
Tak lama kemudian orang yang bernama Gagah keluar dari kamar
mandi.
“Apaan, nih?” tanya Dion seraya menjumput dengan jijik
g-string berwarna merah tadi. “Pasti cewek nakal, ya, yang dateng semalem?
Gagah masih berbalut handuk, setengah telanjang. Dan sambil
mengacak-acak rambutnya ia menjawab, “G-String itu. Masak lu ga tau, sih!”
Dion melempar jijik g-string merah yang dijumputnya tadi. “Iya gue tau ini g-string. Ih,
siapa lagi yang ke sini semalam?”
“Waaah, kalo lu tau, ya. Beuuh, bohay banget. Tante-tante, sih,
tapi ajegile bikin gw ketagihan! Orangnya
baru aja pulang pas lu watsap mau ke sini,” jelas Gagah panjang-lebar sambil
menggambarkan bentuk tubuh si Tante yang datang semalam .
“Kapan lu tobat, Gah? Lihat dong temen lu ini! Masih menjaga
keperjakaannya untuk wanita yang dinikahinya nanti. Wanita itu buat gw suatu
yang rentan. Fragile. Jadi harus hati-hati megangnya,” elak Dion tak mau kalah.
Dion melanjutkan, “Gue masih menghargai nyokap. Nyokap rela
ga nikah lagi padahal udah bertahun-tahun ditinggal Bokap meninggal. Nyokap gw masih
cinta sama Bokap, Gah. Gue salut sama nyokap gue.”
Tiba-tiba telepon genggam Gagah berbunyi. Ada pesan instan
yang masuk. Gagah membuka pesan tersebut.
“Dari tante yang semalem, nih, Yon,” kata Gagah. “Eh, dia
udah di parkiran katanya. Waduh, gue belom pake baju, nih. Eh, ntar kalo...”
Braak! Pintu kamar Gagah terbuka. Seorang wanita paruh baya
berdiri di pintu. Wanita itu berambut pendek. Ia mengenakan gaun merah menyala
setengah paha dengan belahan yang tinggi. Seksi sekali. Dion terkesiap melihat
wanita itu.
“Halo, Tante bohay! Nyari
ini, kan?” Gagah berjalan perlahan sambil melenggak-lenggokkan badannya dengan
g-string yang dikalungkan di lehernya. “Masih wangi, loh, Tante.. Mau lagi, ngga?
Dion berdiri menghampiri Gagah yang berusaha mencium mesra si
Tante. Si Tante terkejut melihat Gagah ditarik kemudian kepalan tangan Dion
mendarat tepat di hidung Gagah.
Si Tante berlari ke luar dari kost Gagah. Namun lengannya
ditarik oleh Dion.
“Jadi ini yang Mama lakuin selama jadi janda? HAH!?”
Si Tante menampar keras wajah Dion. Lalu berlari keluar dan
masuk ke dalam taksi yang ternyata sudah menunggunya sejak tadi. Sambil menangis.
***
Suly, 23 Januari 2013
Cerita ini dibuat untuk diikutsertakan dalam Prompt Challenge yang diadakan oleh Mba Carolina Ratri dari Kumpulan Emak-Emak Blogger
aduhhh
ReplyDeletesakitt namparnyaaa
hihi
hahhahah
Deletemalu nih, cerita saya terlalu panjang. baru tau kalo ff itu ga lebih dari 500 kata :D
mbak.... aku suka alur ceritanya, singkat dan terarah... semoga jadi pemenang yaaa
ReplyDeletemakasii mba wina :)
Deletehohooh sepertinya belum bisa jd pemenang, nih :D
Wah, bunda seneng banget bacanya. Ini baru cerita yang asyiiiik banget: alur ceritanya jelas, terarah dengan ulasan yang apik, hehehehe...walaupun kata-katanya kan untuk 17+ tuh, tapi it's oke-lah. Yang penting emang punya bakat menulis FF nih. Kereen, bunda suka banget. Ciyuus.
ReplyDeleteSetuju sama komen bunda! 17++ tapi baguus, saya juga suka :D
Delete@bunda yati dan mba karryna: haduh haduh, bundaaa... makasih banyak ya. hihih iya ya 17++ wkwkkwk *baru nyadar*
Deletesaya dari dulu suka bikin cerita ttg sexual disorder, mba. jadi mungkin kebawa pas lagi nulis, ngalir gitu aja, hehehehe.. :D
Perriiihhh...hehehee..jadi semangat ya Mak, nunggu prompt berikutnya :D
ReplyDeleteiya betuul.. semangat banget, nih, jadinya :))
Deletesalam kenal ya mba helda :)
hadeuuuuhhh :))))) ckckckckkcckk... tante doyan ih hahah..
ReplyDeletenice mak..
btw jadi gabungkah ke grup Monday FlashFIction? klo jadi silakan ke sini aja yah https://www.facebook.com/groups/124674414370234/
naaaah ini dia mba Carra yang punya hajat ngomen juga.. Mau lapor sekalian ah, ini ffku ternyata 549 kata, hihi.. lebih sedikit dar i500 kata :D
Deleteaku dah join grup yah :)
Ini cerita kedua yang saya baca kalau G-String merah itu ternyata punya mamanya Dion.. :)
ReplyDeleteBagus ceritanya..
oh baru tau juga kalau FF gak lebih dari 500 kata. punyaku kelebihan gak ya? he2. btw, rame ceritanya mba, bayangin betapa malu dan sakitnya Dion. oh Dion, malang terus nasibmu nak...:D
ReplyDeletehebat, mak carra membuat para emak berimajinasi tinglat tinggi xixixiii....nice mak ;)
ReplyDeleteWah.. ikut hanyut dalam ceritanya...
ReplyDeleteawalnya biasa aja, trus berubah jijik, illfeel dan kemudian ikutan shock
Kasihan Dion... :)
Bagus mba alur ceritanya (y)
ReplyDelete