Prompt Challenge #3: Terbangun

2.06.2013

Hari ini aku presentasi di depan klien. Dengan langkah pasti aku berjalan setengah berlari sambil berusaha tenang.
"Gawat!" 
Aku melirik jam di tangan, sudah lewat 3 menit! Kupercepat lariku, walaupun tahu bahwa itu hanyalah usaha sia-sia. Aku sudah telat!
"Tidak apa-apa," kataku menenangkan hati.
Aku mulai memasuki ruangan dan mengetuk pintu. Seketika semua mata di dalam ruangan ini melihat ke arahku.

Kututup pintu tadi dengan perlahan, dan berbalik menghadap mereka lagi.
"Maaf, saya terlambat," kataku membuka suara. 
Mereka diam saja. Seperti ada yang aneh, mereka semua melihatku dengan tatapan seperti ingin menerkam. Kuletakkan kacamataku dengan benar. Astaga! Jantungku berdegub kencang.
Aku melihat sahabat kecilku di salah satu kursi yang mengelilingi meja. Dan, di sampingnya ada nenek dan kakekku. Aku makin bingung, dan jantungku berdegub makin kencang.
Kulihat di sampingnya lagi, ada mantan pacarku! Ada apa dengan mereka semua? Mereka semua kan sudah mati!
Salah satu di antara mereka melambaikan tangan kepadaku, mengajakku duduk di sana. Aku makin bingung, dan jantungku masih tetap berdegub kencang. Kencang sekali. Aku menatap mereka heran.
Mereka tidak bersuara, tapi kini semuanya melambaikan tangan kepadaku dan mengajakku duduk di sana.
"Ada apa ini??" batinku.
Tiba-tiba pintu diketuk. Aku mendengar namaku dipanggil oleh seseorang yang mengetuk pintu.
Ah, aku tak kuasa menghampiri pintu, jauh sekali. Seperti ada yang menghalangiku dengan pintu. Kudengar namaku diteriakkan dari luar pintu sana.
"RONALD!"
Aku terbangun dengan nafas terengah-engah. Lalu kulihat sekelilingku; selimut, guling, jendela, lemari, pintu. 
"Ah, aku bermimpi!" kataku dalam hati. Aku masih di kamar.
"Ronald, BANGUN!" teriak Ibu dari luar kamar.
Kuhampiri pintu dan memutar kunci. Klek. Pintu terbuka.
"Aku mimpi aneh, Bu," sahutku seraya menjawab teriakan Ibu tadi.
"Makanya abis sholat Subuh jangan tidur lagi. Ini udah jam 7 belum berangkat kerja," timpal Ibu.
Aku bergegas mengenakan kemeja sekenanya, berkaca sebentar mengatur arah sisiran rambut, dan tidak lupa parfum CK One yang kubeli refill kusemprotkan ke depan badanku.
*
"Lampu merah, lagi!" seruku sebal.
Kuarahkan motor ke sebelah kiri, mendekati trotoar jalan. Mesin motor kumatikan karena kutahu masih sekitar 130 detik lagi ia berubah menjadi hijau. Kuihat spion kanan, tidak ada motor lain di belakangku.
Kemudianku aku teringat mimpiku semalam. Aku memang merindukan mantanku, ia meninggal 6 bulan yang lalu karena kecelakaan maut ketika sedang terbang menuju Australia. Padahal ia terbang karena mendapatkan beasiswa S2 di sana.
Seketika lamunanku buyar karena mendengar suara motor yang melaju kencang dari belakang. Baru saja kepalaku menoleh ke belakang, tiba-tiba BRUUUUK!!
Aku terpental dari motor. Kurasakan diriku terbang seperti adegan slow motion di film-film, membentur tiang listrik, dan helmku pecah terbelah. Lalu aku terjatuh di trotoar dan kepalaku kembali membentur sesuatu yang keras.
Kemudian orang-orang berdatangan mengerumuniku, tapi tak ada satu pun yang berani menyentuhku. Aku berusaha bangun sambil menahan pusing. Kupaksakan berdiri, ringan sekali badan ini.
Kulihat ke bawah; tubuhku telentang dengan kepala terbentur trotoar jalan yang keras. Dan darah segar mengalir deras dari kepalaku...
***
Word count: 474/500

30 comments :

  1. Heuuuu,kerennn mak.... membaca tulisan ini tergambr dengan jelas adegan demi adengan. mengalir dan enak di baca :)

    ReplyDelete
  2. Pertamax ya mak? Tragiss, mimpi itu mungkin pertanda Ronald akan menjemput mautnya juga yaa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. sayang sekali mak, ga jadi pertamax :p
      iya, itu pertanda sebenernya.. tapi mau pake judul "Pertanda" kok kayak yg gimanaaa gitu ya..

      Delete
  3. Merinding Mak..mimpi itu apa salah satu firasat??

    ReplyDelete
    Replies
    1. yap, firasat, pertanda, seperti itulah..
      *jadi ngeri sendiri nih kalo tau2 mimpiin mbah2ku yg udah meninggal, hiiiiyyy

      Delete
  4. hororr! merinding bacanya maaak........

    ReplyDelete
  5. hmmm... keren mak ceritanya... duh, kasian, padahal belum sholat subuh...semoga khusnul khotimah. kematian tidak ada yang tau ya mak :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya nih mak,, kuedit aja apa ya? jadi gini: abis solat subuh jangan tidur lagi. gitu lbh enak kali ya?
      makasii ya mak :)

      Delete
  6. Replies
    1. jiaah ini mak Carra, yg lain komennya pada horor dan serem, dirimu aja yg ngomen pake senyum banyaaakkkk :D
      thank's mak, berarti unsur "dark"ku dapet ya?

      Delete
  7. Innalillahi, g ada yg tau kpn 'dijemput' ya mak.

    ReplyDelete
  8. waduh ... mimpi bertemu mantannya jadi kenyataan ternyata. Satu pelajaran juga bisa didapat dari cerita ini, klo lagi mengendarai kendaraan di jalan hrs waspada, jangan melamun ya mak .. maut bisa mengintai ..

    ReplyDelete
  9. saya bacanya malam jum'at :(
    baguss maak... seram sih.. T_T

    ReplyDelete
  10. mbak, helm bisa pecah? lah keras banget itu kelemparnya. ancur kepala yg pake helm ya ampun serem

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mak, helm bisa pecah. tapi masalahe, si saya ini kurang spesifik dalam kecelakaan. hihihi, kurang mantep kecelakaannya. mestinya ditabrak sama truk baru pas banget tuh pecahnya :D

      Delete
  11. saya bacanya juga malem Jumat :D
    dari tadi baca kepalaku tuing... tuing.... kayak efek ngeper :D merindiiiiinggggg.....
    ih, ga baca doa sebelum tidur ya? mimpinya serem amat :D
    *merinding tapi ketawa mulu = menghibur diri

    ReplyDelete
    Replies
    1. wwkkwwk hati2 ya maaak di belakangnya ada apaan tuh.. :p

      Delete
  12. waaaaaaaaaaaaa ternyata bisa jadi firasat ya... hiks.... serem juga...

    mba, maaf, aku rada terganggu sama paragrafnya.. ga dibuat jarak antar paragraf ya.. tulisannya juga kecil2.. jadi aku harus blok dulu kalimat yang mau dibaca.. biar ga keselip2 bacanya.. #hanya saran..

    untuk ide (jempollll!!!! )

    ReplyDelete
    Replies
    1. maap mak, ejauh ini baru dikau aja yg komplen masalah huruf :) maap ya kalo kekecilan :)
      kalo jarak antar paragraf sih udah, mungkin maksut mak Mira itu jarak antar baris ya?

      Delete

Thank you for read my story. I would be very pleased if you leave a comment here. ^__^