#DearSon: This Story Is About You, Mas I'am

9.11.2013

Sebenarnya Mama nggak mau mellow-mellow-an di blog, Mas. Tapi Mama harus nulis sesuatu untuk Mas I'am. Kalo bukan karena dapet lemparan dari Mak Jihan Davincka anggota KEB (tempat Mama ngumpul sama teman-teman Mama di dunia maya) yang sekarang tinggal di Athlone, Irlandia, Mama mungkin nggak akan nulis buat Mas. Cukup dalam hati aja.

***


Dulu, waktu Mama tau hamil Mas I'am, Mama sedikit kaget. Soalnya Mama sama Papa baru aja sebulan menikah, udah diisi kantung janin yang berusia empat minggu. Padahal saat itu Mama masih punya utang: lulus kuliah. Akhirnya dengan alasan hamil, Mama terpaksa 'libur'. Pasalnya, kampus Mama itu di Jatinangor, Bandung, sementara Papa kerja di Jakarta. Jadi sulit rasanya untuk membagi waktu ditambah hamil pertama.

Ketika kamu lahir, Mama suka cita. Begitu pun Papa. Nama kamu, Irhamna Syawal Zakaria, adalah pemberian Uti dan Kakung yang di Palembang (sekarang di Jakarta tinggalnya). Dan, Mama tau, dengan lhirnya kamu, itu artinya Mama harus menyelesaikan studi Mama. Saat kamu berusia empat bulan, Mama bawa ke Jatinangor. Kita pisah sama Papa cuma beberapa minggu aja, karena Mama dapat ijin dari dosen untuk tidak hadir kuliah asal mengumpulkan tugas setiap minggunya. Akhirnya kita berkumpul lagi sama Papa, di Jakarta.

Mas I'am baru lahir beberapa hari (Oktober 2009)
Dan nggak lama kemudian, waktu kamu usia delapan bulan, Mama dikejutkan lagi dengan testpack. Mama nggak sanggup lihat dua garis merah itu begitu nyata. Mama sedih, karena kamu baru aja mulai MPASI, Mama masih mau kasih kamu ASI, tapi ternyata Alloh kasih sesuatu yang lebih besar dari itu semua. Mama galau. Sumpah, ini beneran galau. Bukan galau karena lagi trending topic. Mama nggak sanggup bayangin untuk menyapih kamu secepat ini. Mama akhirnya kalah. Mama sapih kamu.

Menyapih kamu di usia 9 bulan adalah hal yang sangat sulit. Mama masih punya ASI, Mama masih sehat, Mama juga di rumah sama kamu. Tapi Mama terpaksa harus menyapih kamu, karena Yangti (Eyang Uti, Nenek) kamu yang di Jawa bersedia untuk menjaga kamu selama Mama meneruskan kuliah. Mama merasa jadi ibu yang paling bersalah di dunia, karena udah tega menyapih dan berpisah tempat tinggal dengan kamu yang belum genap setahun usianya.

Mas I'am tahu? Berpisah dengan kamu, Mas I'am, bikin hidup Mama terasa hampa. Setelah ngasih kamu ke Yangti di mobil, pas mau ke Jawa, sampe rumah Mama nangis semalaman. Papa juga jadi ikut sedih. Sambil terus nenangin Mama, Papa berusaha bikin Mama ketawa lagi. Dan besoknya, Mama harus balik ke Jatinangor untuk menyelesaikan skripsi Mama. Tapi pikiran Mama terus membayangi kamu di Jawa. Gimana mungkin Mama bisa berpikir jernih untuk skripsi kalau kamu jauh dari Mama?

Di saat itulah, Papa menguatkan Mama. Mama nggak boleh egois. Mama juga harus memikirkan calon adik kamu yang masih di dalam kandungan. Mama harus kuat dan jaga kesehatan. Mama harus bisa mengerjakan skripsi, karena kalau Mama berlama-lama ngerjainnya, makin lama lagi kita berkumpulnya. Jadi sejak saat itu Mama bikin target, sebelum adik kamu lahir, Mama harus udah lulus. Itu artinya hanya tinggal 4 bulan lagi.

Di sela-sela kesibukan Mama ngerjain skripsi, Papa ngasih hadiah. Mama boleh menjenguk kamu di Jawa! Oh, ya Alloh, senangnya bukan kepalang! Memang selama kita pisah, Mama nggak pernah nelpon Yangti. Soalnya, belajar dari awal-awal kita pisah, setiap selesai nelpon, Mama bukannya senang tapi malah nangis. Nangis setiap dengar suara kamu. Nangis setiap dengar cerita dari Yangti tentang tingkah kamu. Belum lagi setiap Yangti kirimin foto-foto kamu selama di sana. Mama jadi makin sedih. Tuh kan, udah 2x nangis ini. TT__TT

Menjenguk kamu merupakan suntikan semangat buat Mama. Sayangnya, Mama cuma paling lama seminggu aja ketemunya, karena Mama harus kembali ke Jatinangor. Dan menjenguk kamu pun, Mama masih bisa nangis. Karena kamu udah terbiasa sama Yangti, jadi waktu Mama datang kamu nggak peduli. Bahkan kamu takut, lebih memilih berlindung sama Yangti daripada dipeluk Mama. Tapi Yangti pengertian. Mama dibiarkan tidur berduaan sama kamu. Mandiin kamu, nyebokin kamu, nyuapin kamu, semuanya.

Dengan adanya kamu dan calon adik kamu, cukup sebagai motivasi Mama untuk menyelesaikan skripsi dalam waktu singkat. Mungkin karena dosennya pada kasihan juga kali melihat Mama sudah hamil besar begitu. Hihihi, biarin aja, yang penting Mama bisa lulus dan bisa secepatnya serumah lagi sama kamu. Mama dinyatakan lulus sebagai Sarjana Sastra tepat dua minggu sebelum adik kamu lahir, Shakira Yuri Zakaria.

Mama minta maaf, karena terlalau cepat memberi kamu adik. Terlalu cepat membuat kamu dewasa dan mandiri. Mama sadar, Mama masih bersalah karena menyapih kamu di usia dini. Mama dan Papa berusaha memeberikan yang terbaik buat kamu. Mama juga minta maaf karena suka marah kalau kamu sedang tantrum. Mama yang salah, Mama nggak bisa mengatur emosi ketika kamu tantrum.

Sekarang kamu udah besar. Bulan depan usia kamu genap 4 tahun. Kamu udah sekolah sekarang, Nak. Maafkan Mama dan Papa karena memaksa kamu sekolah di tempat yang mengharuskan berbahasa Inggris. Mama dan Papa nggak punya pilihan lain, Nak. Banyak orang yang menyayangkan keputusan ini, katanya kasihan karena sekolahnya sampai sore, lagipula uangnya bisa ditabung untuk kamu kuliah nanti. Tapi, kamu kan masih lama kuliahnya. Mama dan Papa hanya ingin kamu bisa bersosialisasi dengan teman-teman sebaya, karena kalau nggak sekolah, kamu nggak punya teman lain selain Mama dan Dede Shaki.

Hari pertama Mas I'am sekolah (September 2013)
Mama bangga karena kemarin pagi dan pagi ini, di hari ke-6 dan ke-7 kamu sekolah, ketika bus datang menjemput kamu sama sekali nggak nangis dan nggak tampak sedikit pun raut wajah sedih. Kamu malah menampakkan kegembiraan. Raut wajah yang sama ketika kamu melihat mainan mobil-mobilan Hot Wheels-mu sepulang sekolah. Mama kaget sekaligus bangga. Anak Mama udah gede sekarang!

Maaf video-nya amatir banget soalnya tangan kudu nuntun anak-anak juga :D

***

DearSon, Mama yakin, Mas I'am bisa menjadi anak yang tangguh. Mas I'am bisa jadi kakak yang mengayomi Dede Shaki. Mas I'am bisa jadi anak kebanggaan Mama dan Papa. Terserah mau jadi apa cita-citamu nanti, insyaAlloh Mama dan Papa mendukung. Tapi pengennya, sih, Mas I'am nanti jadi chef aja. Hahaha. Udah bilang terserah tapi bersyarat. :D

Semoga ketika kamu besar nanti, atau paling nggak kamu udah bisa baca dengan lancar, blogspot masih ada dan masih bisa diakses. Mama cuma ingin Mas I'am tahu cerita ini, betapa besar perjuangan Mama untuk bisa membesarkan kamu ketika masih bayi, sementara Mama dihadapkan dengan beberapa dilema. Dilema berpisah denganmu selama 4,5 bulan karena melanjutkan kuliah, dilema menyapih karena hamil lagi, dilema menyekolahkan kamu TK di luar negeri yang jam belajarnya sampai sore. Semuanya sudah kita lewati, Nak!

Mama dan Papa sayang Mas I'am. Doa Mama, semoga Mas I'am bisa menjadi anak yang sholeh, faham ilmu dunia dan akhirot, dan sukses dunia dan akhirotnya. Aamiin. Mama love you, Mas I'am. :)



Selanjutnya, tongkat estafet #DearSon ini Mama lempar ke teman Mama yang saat ini tinggal di Ruwais, Mak Hana Sugiharti. :)

36 comments :

  1. Semangaaat Mama dan Mas I'am!! Mas I'am pasti bisa!! sama nih kayak Nisa udah sekolah, walau masih nangis kalo tiap dianter sekolah, tapi pas dijemput seneng ketawa2. hehe.

    ReplyDelete
    Replies
    1. rasanya kayak jadi ibu baru lagi ya mak kalo anak baru pertama masuk sekolah. hihihi. excited banget. :D

      Delete
  2. Aaah... sedih pas bagian harus dibawa ke Jada Mas I'am. aku jg dulu pernah, terpaksa nitipin Mamas Daffa' ke lampung pas umur 1th 3 bln, krn ternyata aku hamil lagi :(

    ReplyDelete
  3. terharu mak, mas iam jadi anak sholeh, btw senasib denganku yak mak kesundulan hihihihi. Btw nantinya anak2 lebih ngecipris bahasa inggris yak, kayak anak2ku akunya malah yg suka ngomong 'what do you mean, saking katro ngga ngarti :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. hiihihi mungkin aku nanti kayak mak lina jg nih, banyakan ga ngertinya :D

      Delete
  4. MAs I;am kerennn. Aku juga sebualn nikah langsung dung :D
    gak meloww 2an tetep aja bikin melow nih mak

    ReplyDelete
    Replies
    1. waaah sama, ya. hiihihi. ga mau nunggu lama2 ternyata yang di perut :D

      Delete
  5. Replies
    1. huhuhuhu maaf, Mak. ga bermaksud bikin sedih kok postingannya :(
      *nih mak, tisunya*

      Delete
  6. Terharuuu...haduh mengapa kalau emak2 nyeritain anaknya, jadi mengharubiru gini ya

    ReplyDelete
  7. hihihii...bingung mau komen apa. kedua anakku nasibnya juga sama, baru umur beberapa bulan udah harus ditinggal. cuma ditinggal kerja sih, tapi ninggalin bayi yg belum umur setengah tahun rasanya ituuuuu... sungguh bikin merana. merana tapi harus dilakoni :'(

    ReplyDelete
    Replies
    1. yg namanya emak, mau pergi ke pasar bentar aja juga kangen sama anak ya. :)

      Delete
  8. Mas I'am tahu kok, mamanya sangat mencintainya, walaupun mesti terpisahkan, iya kan Mas I'am.... :)

    ReplyDelete
  9. Speechless, jarang2 mampir kesini baca yg melow dan mengharu biru :D

    Ibu oh Ibu...

    ReplyDelete
  10. Mas I'am Cheeef? wooow kereeen, jadi anak sholeh ya Nak...

    ReplyDelete
    Replies
    1. hiihiihi emaknya yg pengen dia jadi chef. :D

      aamiin. makasih doanya, mak. :)

      Delete
  11. Paling menyedihkan itu pisah dengan anak ya, Mba. . .

    Sekarang udah beser2 tuh. . .
    Senangnyaaa. . .

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, mak. sedih banget. :(
      alhamdulillaah ga terasa, sekarang anak2 udah paa gede2, meski masih balita hiihih

      Delete
  12. waah ga kebayang rasanya jauh sama anak. baru pergi beberapa jam saja udah kepikiran terus :'(
    salam kenal mbak isti :)
    btw, berarti waktu sy lg napak tilas n ternganga2 liat perubahan kampus jatinangor thn 2004, mba isti belum kuliah di situ ya ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. yah, begitulah Mak. kalo ga karena terpaksa, kalo ga karena saya udah di tahun ketujuh itu jadi mahasiswa, ga mau deh pisah sama anak :(

      saya angkatan 2004, mak. baru masuk itu :D
      eh apalagi sekarang, kampus udah bedaaaaaa banget. sejak ganti rektor (haseeeg) kampus jadi bagus. tapi sekarang udah ga ada lagi gerbang, mak. gerbang dipindahin ke pangdam. ah, beda banget deh. ga nyaman lagi nongkrong2 di gerbang karena jalanannya dilewatin truk2 dan bus2 -___-

      Delete
  13. Mas I'am, sehat dan bahagia selalu ya :)
    Semoga Mas I'am menjadi anak yang sholeh dan berbakti kepada orang tua..
    Mak isti keren banget dirimu Mak.. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. aamiin. makasih doanya, mak :)
      makasih pujiannya, saya jadi malu :)

      Delete
  14. Belum pernah ngrasain punya anak, tapi uda pernah ngrasain pisah sama orang tua dari bayi sampe sekarang, jadi mungkin yg ibuku rasakan sama seperti mbak Isti. tapi akunya malah cuek bebek >.<

    ReplyDelete
    Replies
    1. huaaahhh kasihan ibumu, ayu.. jadi selama ini kamu tinggal sama siapa?

      Delete
  15. Hm, bisa merasakan bagaimana lara hatimu, Mak saat harus nyapih, terus berpisah pula dengan mas I'am yang akan tinggal dan diasuh Yangti nya di Jawa. Sedih banget episode2 itu ya, Mak. Tapi syukurlah, setelah gelap terbitlah terang, setelah hujan muncul pelangi. :)

    Kini, Mas I'am malah sdh jadi anak mandiri yang cerdas dan tangguh, pasti akan jadi pelindung mama papa serta adik Shaki, ya kan, Mas I'am? :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, mak. sedih banget yang bagian itu. kalo nginget2 lagi, bisa nangis terus :)
      aamiin. makasih doanya tante al :)

      Delete
  16. weleh2 nangis aku mba, ninggalin zhafran d rs 5hari aja aku nangis tiap hari, belum lagi nanggepin omongan org T_T

    ReplyDelete
    Replies
    1. omongan orang ga usah ditanggepin, gieta. anak. anak kita, mereka kan cuma liat dari luarnya aja. sabar ya. ga akan habis cobaan di dunia :)

      Delete
  17. Aah.. Ini sediiih T_T

    ReplyDelete

Thank you for read my story. I would be very pleased if you leave a comment here. ^__^