credit |
“YES! Akhirnya
kamu ngidam juga, Sayang! Hihihi. Gemas, deh, sama kamu!” ujar Ken sambil
mengelus-elus perut istrinya yang belum terlihat membuncit.
Meski ia sama sekali tidak pernah tahu penampakan konro,
tapi ia berusaha untuk menjadi suami yang tahu segala hal demi istri. Ia tak
mau dipermalukan di depan istrinya.
Pelayan datang membawakan seporsi konro lengkap dengan nasi
burasnya, dan seporsi soto ayam. Wangi kaldu kental berpadu dengan kluwak dari
iga yang telah dibakar, membuat Barbie semakin lapar. Tapi tidak dengan Ken. Matanya
mengerjap. Ia terkejut dengan penampakan konro yang sesungguhnya.
“Sayang, kamu kenapa pesannya soto ayam? Maaf, ya, aku
ngidamnya mahal. Aku belum pernah makan konro, tapi tadi tiba-tiba aja kepengin
gara-gara lihat fotonya di news feed
Facebook aku. Maaf, ya, Sayang. Pasti kamu menyesal, deh.”
Barbie merasa bersalah. Ia tak tahu kalau harga seporsi
konro bisa mencapai lima puluh ribu rupiah. Uang sebanyak itu bisa dipakainya
untuk memasak menu seharian berdua suami.
“Ah, nggak apa-apa, kok! Harga nggak masalah! Daripada bayi
kita ngiler nanti? Aku kan udah biasa makan beginian!” ucapnya dengan nada sok.
Padahal ia juga merasa bersalah, karena selama ini memang
tidak pernah mengajak istrinya makan daging. Ia berusaha memalingkan pandangan
dari konro.
“Jadi kamu nggak marah sama aku?”
“Hahaha! Ya enggaklah, Sayang! Dulu waktu kecil, tetanggaku kan
orang Manado. Nah, dia sering banget undang keluargaku makan di rumahnya.”
Barbie mengernyit. “Hah, Manado?”
“Lho, kamu nggak tahu, ya? Konro ini kan makanan khas Manado!”
ujar Ken lembut dengan nada sok tahu sambil mengacak rambut istrinya.
“Setahu aku, sih, konro itu dari Makassar.”
Pipi Ken memerah. Ia terdiam. Tak disangka ternyata istrinya
lebih tahu.
“Eh, enak banget, nih, soto ayamnya!” Ia mencari pengalihan
agar istrinya lupa.
Barbie melihat Ken menyantap soto ayamnya dengan lahap. Ken menyeruput
kuah soto dengan nikmat, Barbie menelan ludah. Tiba-tia saja sop konro bakar
tak lagi menarik baginya.
“Sayang …. Mmm aku udahan, nih, makan konronya. Kamu habisin,
ya? Aku nggak kepengin lagi, udah kenyang. Aku mau makan soto ayam kamu aja!”
Wajah Ken pias. Kelebatan hewan qurban yang disembelih di
depannya saat ia masih kecil, tergambar jelas di mata. Perutnya seketika terasa
teraduk-aduk.
jadi gak bsia makan daging ta si Ken ntuh?
ReplyDeletejadi adiknya Shaki udah jadi y a:-D
ReplyDeleteKenapa Ken terkejut liat konro, ya?
ReplyDeleteooh... jadi Ken gak mau makan daging karena pernah lihat pemotongan daging kurban ya mak...
ReplyDeletesaya gagal paham #dijitak
ReplyDeletesaya kirain Mba yang ngidam he he he he
ReplyDelete