Keringat mereka belum kering benar saat Marni menunjukkan sebatang alat kecil bergaris dua pada Roni yang sedang tiduran di sebelahnya.
“Apa-apaan, ini?”
Marni mengangsurkan selembar kertas petunjuk penggunaan alat tadi. Roni membaca lembaran di tangannya sekilas.
“KAMU HAMIL!?”
Roni menghempaskan lembaran itu ke lantai. Marni terdiam melihat Roni yang tampak gelisah.
“Tidak, jangan sekarang. Kasihan Ririn jika dia tahu tentang ini semua,” ucap Roni pada dirinya sendiri.
“Tapi, bukannya kamu selalu minum pil KB?”
Marni beranjak dari tempat tidur, “Aku sengaja tidak meminumnya.”
Roni mengernyitkan dahinya, “Kenapa?!”
“Supaya kita bisa bersama.”
PLAK! Tamparan keras membuat Marni terhempas dari meja rias tempat ia duduk.
“Dari awal kita sudah sepakat, Marni. Hubungan kita hanya sementara! Kamu tak bisa menuntutku lebih! Apalagi Ririn juga sedang hamil besar dan kandungannya lemah. Sudah, masalah ini selesai sampai di sini! Pokoknya kamu harus menggugurkannya!”
Kemudian ia masuk kembali ke dalam selimut. Meninggalkan Marni yang masih terdiam.
“Jika aku tak bisa memilikimu, maka Ririn juga. Dan kau tak perlu lagi dilema memilih kami berdua.”
Secepat kilat ia memotong daging lunak di bagian bawah tubuh Roni.
Words: 197/500
“Apa-apaan, ini?”
Marni mengangsurkan selembar kertas petunjuk penggunaan alat tadi. Roni membaca lembaran di tangannya sekilas.
“KAMU HAMIL!?”
Roni menghempaskan lembaran itu ke lantai. Marni terdiam melihat Roni yang tampak gelisah.
“Tidak, jangan sekarang. Kasihan Ririn jika dia tahu tentang ini semua,” ucap Roni pada dirinya sendiri.
“Tapi, bukannya kamu selalu minum pil KB?”
Marni beranjak dari tempat tidur, “Aku sengaja tidak meminumnya.”
Roni mengernyitkan dahinya, “Kenapa?!”
“Supaya kita bisa bersama.”
PLAK! Tamparan keras membuat Marni terhempas dari meja rias tempat ia duduk.
“Dari awal kita sudah sepakat, Marni. Hubungan kita hanya sementara! Kamu tak bisa menuntutku lebih! Apalagi Ririn juga sedang hamil besar dan kandungannya lemah. Sudah, masalah ini selesai sampai di sini! Pokoknya kamu harus menggugurkannya!”
Kemudian ia masuk kembali ke dalam selimut. Meninggalkan Marni yang masih terdiam.
*
Roni masih pulas mendengkur ketika Marni berdiri di sampingnya. Marni membekap hidung Roni dengan obat bius di saputangannya.“Jika aku tak bisa memilikimu, maka Ririn juga. Dan kau tak perlu lagi dilema memilih kami berdua.”
Secepat kilat ia memotong daging lunak di bagian bawah tubuh Roni.
***
Words: 197/500
ha ini yg di bikin berbeda apanya ya? kok kayaknya sama sih, apa aku yg siwer? O__O
ReplyDeleteooo... testpack itu bedanya... trus yg bikin berbeda dengan cerita aslinya apa itu testpacknya? maksudku ga mempengaruhi apa2 gitu.. :-|
ReplyDeleteaku nambahin testpack sama Roni minum air, mba. Maksudnya biar ketauan klo itu air minum udah dikasih obat penidurnya gitu, jadi pas si Roni dipotong anunya ga berasa.
Deletemasih kurang ya re-make punyaku? makanya tadi aku blm mau share di MFF, karna takut salah :D
aku bingung mak, takut ngubah banyak malah jadi beda sama alur awalnya. jadi, aku harus gimana?
Deleteooooooo.... ha itu soalnya ga ada keterangan dikasih obat tidur :))) jadi lost deh alurnya...
Deletehmmm... mungkin perlu ditambahkan itu peran si obat tidurnya. itu sih akan mempengaruhi jalan ceritanya, banget, menurutku.
eaaaa kok takut salah :)) pede ajah.
tapi kalo lembaran dari laboratorium ama testpack sih ga ngaruh apa2 .. IMO.
Deleteoooh ngono, tho. mba, udah aku edit. kalau kayak gitu gimana? aku edit di endingnya dikit. makasih :)
Deleteheehehehehehe saya waktu baca bisa nangkep kalo air putih itu ada obat tidurnya, tapi kayaknya agak diberi clue lagi akan lebih bagus yah? :D. Kalo kata perlahan itu diganti dg kata yang tidak menunjukkan kesantaian, menurut saya mungkin akan lebih ngena :) *wah, komennya kepanjangen nih saya ^_^
ReplyDeleteokesip mbak. bentar, tak edit dulu ya. makasih sarannya :*
Deleteini yg udah di edit ya mak, udah ada obat biusnya..
ReplyDeleteremake itu tujuannya biar alurnya alus gitu,, aaah bingung sendiri malah *cakar tembok*
ini udah betul belum mak?
Deletepas aku baca cerita asli, kayak ada yg missed gitu. e pas aku re-make, jadinya malah ga karuan ya? :D
oke. yg bagian akhir udah masuk.
ReplyDeleteTapi kubaca ulang, yg rada bolong logikanya malah di awal deh. Ririn, istrinya, hamil. Trus Roni juga tau tentang pil KB tapi belum pernah liat testpack? sehingga Marni harus ngasih manualnya?
Hmmmm..............
aduh..bagian endingnya ngiluu >.<
ReplyDelete