Belajar Bersyukur Lewat Pemberian Tuhan

2.02.2015

Shaki (1 bulan) dan I'am (17 bulan)

Ada yang pernah ngerasain hamil kesundulan?

Saya pernah.

Pengantin Baru Tokcer

Beberapa hari sebelum lahiran anak pertama
Waktu hamil pertama enam tahun lalu itu bisa dibilang tokcer. Saya menikah awal Januari, dan dinyatakan hamil lima minggu setelahnya. Padahal, jarak seminggu setelah menikah itu saya kedatangan bulan. Saya kaget!

Saya masih kuliah. Saya masih punya tanggung jawab sama orang tua. Saya belum menyelesaikan skripsi. Saya belum siap punya anak!

Tapi, saya disadarkan kemudian. Untuk alasan apa saya nggak siap? Bukannya kalau sudah menikah berarti sudah siap menanggung semuanya, bersama suami? Kenapa saya tahu-tahu nggak siap punya anak? Kalau memang nggak siap, ngapain nikah muda?

Iya, dulu saya nikah muda. Usia dua puluh dua.

Yang paling saya takutkan saat itu adalah komentar Mama. Syarat saya boleh menikah muda dulu yaitu dengan menjaga kehamilan. Maksudnya, saya harus bisa menyelesaikan kuliah dulu baru hamil. Ternyata saya salah. Saya salah takut sama orang tua. Seharusnya saya takut sama Tuhan.

Gimana perasaan Tuhan kalau kita sendiri nggak menerima amanah dari-Nya? Gimana?

Saya banyak dapat nasihat kala itu. Bahwa anak adalah amanah, titipan. Nggak tanggung-tanggung yang menitip. Tuhan. Langsung. Buat. Kita.

Bukaan 1, menikmati kontraksi sambil jalan kaki di taman

Lalu saya banyak-banyak istighfar. Kenapa saya ini? Orang hamil dari suami yang sah, kok, malah kebingungan? Yang saya alami ini nggak salah dan nggak dosa, lho. Malah berpahala. Saya terus-terusan diingatkan oleh Tuhan lewat perantara teman dan suami, bahwa banyak sekali wanita yang bertahun-tahun menikah ingin punya keturunan, ingin hamil, sampai harus berobat ke luar negeri segala. Sementara saya, diberikan dengan mudahnya, kok, malah bersedih? Saya mulai berdamai dengan diri sendiri.

Kemudian saya mencari-cari tahu ilmu tentang kehamilan. Saya ikut berbagai forum ibu dan bayi, juga berlangganan majalah khusus ibu dan anak. Maklum, waktu itu saya tinggal beda kota dari orang tua dan mertua. Jadi saya harus mandiri. Pada akhirnya, saya meminta maaf pada jabang bayi dan saya bisa menikmati kehamilan dengan senang.

Kesundulan

Sehari sebelum menitipkan I'am ke Klaten.
Lihat mata sembab saya? Iya, itu habis nangis. :(
Setelah tujuh bulan melahirkan I'am, anak pertama, saya dinyatakan hamil lagi. Duh, Gusti! Seperti belum berakhir beban yang saya rasakan. Baru saja saya bisa bernapas lega dan menikmati indahnya menyusui bayi yang belum genap setahun, sudah diberi cobaan amanah lagi!

Iya, dulu saya juga nangis. Nangis sejadi-jadinya. Saya kasihan, saya bingung, saya sedih, juga meerasa bersalah. Sedih kalau harus menyapih bayi saya. Niat saya awalnya, kan, mau beri ASI sampai paling enggak usia 2 tahun. Tapi boro-boro dua tahun, setahun saja belum! Saya kasihan karena I'am nggak bisa merasakan ASI sampai dua tahun, dan terpaksa harus disapih. Juga merasa bersalah karena belum bisa jadi ibu yang sempurna buat dia. Hiks.

Ditambah lagi, rencana saya mau melanjutkan skripsi di Bandung setelah melahirkan itu, buyar sudah. Tapi mau nggak mau, saya tetap harus meneruskan skripsi supaya saya bisa lulus di tahun itu. Sangat rumit kala itu. Saya sudah semester 12 tapi tak kunjung lulus. Sementara saya punya I'am dan janin di dalam rahim. Makin rumit karena kampus saya di Jatinangor (Bandung) sementara saya tinggal di Jakarta bersama suami.

Jadi, solusinya, ya, mau nggak mau juga saya harus berpisah sementara dengan I'am. Rencananya, I'am akan dititipkan ke mertua di Klaten sementara saya nge-kost di Jatinangor selama skripsi. Dan suami tetap di Jakarta. Inilah bagian terberat dalam hidup saya.

Sidang sarjana, 2 Februari 2011, 12 hari sebelum lahiran anak kedua
Seakan-akan semua menimpa di kepala saya. Bertubi-tubi. Saya hampir nggak bisa berpikir jernih saat itu. Kenapa semuanya terjadi bersamaan? Saya bahkan belum menikmati masa-masa membuatkan makanan untuk I'am. Saya masih mau menyusui sampai dua tahun. Saya masih mau bermain-main sama I'am. Saya terlalu jahat memberinya adik di usia yang masih imut ini.

Dan, seperti semesta mendukung, tiba-tiba saja di milis yang saya dan suami ikuti, ada sebuah nasihat tentang anak, lagi. Ndilalah, ceritanya sama dengan yang sedang saya alami. Kesundulan. Diceritakan bahwa tidak ada istilah kesundulan, yang ada adalah anugerah. Semua pemberian Tuhan itu anugerah. Mengandung lagi setelah kelahiran anak beberapa bulan sebelumnya bukanlah cobaan. Sama sekali bukan. Bersyukurlah, karena dengan cara itu kita bisa menerima semua pemberian Tuhan.

Saya merasa ditampar bolak-balik. Saya yang tadinya menangisi janin di dalam rahim, berubah diam menjadi orang yang paling nggak tahu diri, nggak tahu diuntung, nggak tahu dikasihani. Sudah diberi anak yang lucu, janin yang sehat dalam rahim, masih saja meratapi nasib! Saya lalu menangis lagi sejadi-jadinya karena merasa bersalah pada janin saya, merasa telah menjadi ibu yang jahat karena nggak mau menerima kehadirannya. Saya minta ampun pada Tuhan, juga pada calon bayi saya.

Nikmat, kan, punya anak dekatan jaraknya? :D

Saya kembali dinasihati oleh kerabat dan juga suami, bahwa memiliki anak itu besar pahalanya. Saya harus selalu bersyukur, bersyukur, dan bersyukur. Nggak ada cara lain untuk menerima pemberian Tuhan selain bersyukur. Karena dengan bersyukur, segalanya akan tampak lebih mudah, dan indah. Karena dengan bersyukur, kita bisa selalu menghargai hidup, menghargai apapun yang yang kita miliki, juga menutupi kekurangan yang kita punya.

Dengan kehamilan kedua itu, saya berjanji untuk melunasi utang pada I'am: ASI sampai 2 tahun. Karena I'am nggak dapat, jadi anak kedua ini saya harus total. Dan, alhamdulillah, saya berhasil memberi Shaki ASI sampai dia dua tahun lebih. Sampai dia sendiri yang menyapih tanpa saya paksa pakai kopi atau plester. Syukurlah. Iya, semua berawal dari bersyukur. Maka hidup kita akan lebih indah.

Masih nggak percaya dulu saya menyangkal pemberian Tuhan ini. Padahal yang diberi juga lucu-lucu begini, kok! Alhamdulillah wa syukurillah.

"Postingan ini untuk mengikuti giveaway echaimutenan"

61 comments :

  1. ihh.. mbak, anaknya lucu-lucu yah
    btw postingan kali ini, saya sukaa...saya sukaa....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aaaah trimikisi Rizaaaa :))). Alhamdulillah, dikasih anak yang lucu, selucu emaknya :D

      Delete
  2. Subhanallah..ini mah keren banget bisa nyelesain skripsi sembari hamil n punya bayi... :)
    Sekarang tinggal nggedein aja ya mak repotnya udah diawal tadi ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. alhamdulillaah, mak. semua udah terlewati. :)
      iya nih ngegedeiinya juga butuh perjuangan :D

      Delete
  3. Iyaa ... memang 'anak adalah titipan-Nya ... Allah menitipkan sesuatu pastilah pada tempat yg 'tepat dan terpercaya. Pada usia 22 - 23 tahun, kurang dari 2bulan sudah dapat anugerah-NYA ... sudah dipercaya oleh NYA. Luar biasa kan?
    Bandingkan dgn satu anggota keluarga kami ... baru dapat momongan setelah 12Tahun pernikahan mereka ... itupun lewat ikhtiar 'program bayi tabung ... Itulah yang terjadi namun kita tetap bersyukur ... Alhamdulillahg - Wasyukurillah ...

    Lirik ya post-ku ini : http://omman.blogdetik.com/2014/08/04/ikhtiar-via-bayi-tabung/

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul, Mas. Duh, saya jadi nangis lagi nih baca komentar Mas. Jadi teringat dulu betapa susahnya menjalani keadaan itu. :'( Alhamdulillah sekarang udah dilewati semua. :')

      Delete
    2. Tapi 'masa susah mbk Isti waktu itu gak lebih 3th kan..? Bayangkan, yg dialami sikakak kami 10th lebih ... Itulah, kita manusia memang makhluk yg lemah. Alhamdulillah ... semua sudah dilewati - Wasyukurillah.
      Aminn Allahumma Aminn ...

      Delete
  4. Isti, saya termasuk perempuan yang lama baru mempunyai anak. Anak pertama saya lahir di tahun ke empat pernikahan saya. Tidak terbayang keadaan kamu. Pasti stress berat, skripsi, punya anak dan calon anak. Terkadang keinginan memang tidak selalu kita dapati, tapi detik ini kamu pasti sudah menjadi manusia yang mensyukuri semua yang kamu dapat dalam hidupmu. Selalu barokahlah hidupmu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Huhuhu Mak Ichaaaa aku jadi terharu. mewek lagiiii baca komentarmu TT__TT
      Iya, mak, stress berat waktu itu. nggak percaya punya masalah segitu gedenya. gak keliatan, tapi membebani sekali. :')

      aamiin. makasih doamu, mak. :'))

      Delete
  5. Allhamdulillah selesai skripsinya sambil hamil ya. Masalah ASI kita mirip ya mak, anak kedua full ASI. Anak pertama campur karena kebodohan aku :)

    ReplyDelete
  6. Super sekali mak, dalam waktu bersamaan tuh, menyapih, skripsi, hamil lg, saya begitu mungkin termehek mehek tiap hari mak. Salam buat si kecil ya mak, lucu2 plus gemesin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mak. Kalau dibayangin memang berat banget. :))
      InsyaALlah disampein. trimikisi ya :)

      Delete
  7. setelah baca ini, ternyata kita sama ya? Aku hamil anak kedua juga pas si kakak umur 7 bulan. Kasian banget rasanya nggak bisa ngerasain ASI lama. Udah gitu sedihnya, bonding juga jadi terbatas. Tapi alhamdulillah.. kalau dilihat sekarang, bersyukur punya anak yang jarak kelahirannya dekat. Jadi temenan banget sama adeknya.. :)
    Sukses buat GA ini ya.. *Aamiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul, Mak. Bonding yang kurang kuat. Apalagi waktu itu I'am dititipin ke mertua, huhuuh. Bonding-ku hilang. :(

      Delete
  8. Xixixi aku dulu anak pertama umur 1th 3bln trus hamil lg, segitu aja banyak yg nyinyir, tp aku cuek aja. Meski kadang kepikiran jg n jd beban. Betul kata tmn mu, semua yg diberi dr Tuhan itu anugerah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memang bakal banyak yang nyinyir, Mak. Kitanya harus tahan banting, pasang kuping tebal. :D

      Delete
  9. Saya belum menikah sih mba.. Tapi baru ngerjain skripsi aja udh uring2an gimana mba ya..yg sambil hamil dan sudah menikah. Wah salut deh :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihihi nggak usah dibayangkan. Sulit ngebayanginnya. :D Saya aja masih ga percaya bisa ngelewatin semuanya. :)))

      Delete
  10. subhanallah mak isti, awal pernikahan yang penuh anugerah, meskipun terasa berat tetapi semuanya akan indah jika kita menganggap itu sebagai nikmat dr Allah. aku juga termasuk yang punya anak jarak umurnya dekat mak, si sulung 20 bulan adeknya lahir.. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah dekat juga itu ya jaraknya. tapi insyaAllah kalau udah gede mah enak ya Mak. :) aku malah sekarang pengen punya anak lagi. :D

      Delete
  11. Ada yg berbeda dalam gaya penulisan kali ini yah mbak :D, very special, I like it :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. masak sih, mbak? perasaan biasa aja. hahhaha. :D

      Delete
  12. Waduh, miriiip banget sama cerita saya, mak. Sharing aja. Saya lagi hamil anak ketiga nih. Awal-awal saya sempat nolak karena udah punya dua anak (cowok dan cewek). Saya sama sekali nggak mengharapkan punya anak lagi dan nggak pernah punya pikiran punya anak ketiga. Repot. Apa lagi, saya dan suami LDR. Eh, ternyata Tuhan berkehendak lain. Begitu tahu hamil lagi, saya juga nangis terus. Hehe..Lebay ya. Ceritanya ada di https://aktivitasedomita.wordpress.com/2014/11/14/belajar-lagi/

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waaah saya malah lagi pengen hamil lagiii. Pengen punya anak lagi, niiih. Help. :D

      Delete
  13. sama mba, hamil kedua pas anak pertama usia 1 tahun 3bln, alhamdulillah anak kedua bs ASI full 2 th. tapi suka ngerasa bersalah juga sama si sulung yg ga dpt Asi smpe 2 tahun. alhamdulillah mereka sehat n lucu, mirip anak kembar krn selisih usianya dikit :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. alhamdulillah. betul, mbak. yang penting anak2 tetap sehat semuanya, itu juga udah cukup. :)

      Delete
  14. Iya mbak itu anaknya lucu-lucu banget padahal ya, aku yang belum nikah malah ketakutan sekarang. ketakutan kalo aku susah dapet momongan nantinya, semoga saja Allah selalu memberikan yang terbaik. Aamiin...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih mbak revi :)
      InsyaAllah, akan diberikan keturunan secepatnya ya segera setelah menikah. aamiin. :)

      Delete
  15. hihihi...rempong banget ya mak. saya dulu juga dapet anak kedua tak terduga. lg seneng2nya bikin program menu utk si bayi, tiba-tiba di suatu pagi pulang belanja saya mual. trus saya bilang ke suami, eh dia malah bilang "alhamdulillaah". udah gitu cek ke bidan ternyt positif. saya sedih deh mak. tp suami mlh hepi n sebar2 kabar lewat medsos. haduuh...tapi skrg bnyak yang 'iri'. kata orang2, enak ya punya anak dua sekalian. :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, mak. banyak yang iri. tapi udah ga sedih lagi kan sekarang, mak? :))

      Delete
  16. sama juga kayak aku waktu hamil anak kedua, sementara audi masih 13 bulan. sedih dan nangis sejadi-jadinya. menyalahkan suami yang nggak punya planning jarak untuk anak kedua. berdamai dengan diri sendiri saat tahu kalau janin berjenis kelamin laki-laki, seperti yang diharapkan. kalau inget kejadian ini, rasanya ya alloh saya berdosa sekali mengingkari pemberian anugerah dari-Mu. maafkan hamba ya Alloh... >_<

    Btw, perjalanan hidup yang menarik, is. terbawa alur sedih dan bahagia di akhir cerita. salam buat i'am dan shaki ya ^^

    ReplyDelete
  17. Waduh mak, kebayang serunya :) saya juga sidang skripsi lagi hamil 4 buulan anak pertama

    ReplyDelete
  18. Luar biasa mak, isshhh kebayang repotnya ya... tp nikmat mana lg yang kita dustakan ya melihat dua buah hati mu yg lucu2 skg ini :)

    ReplyDelete
  19. Allah tau rencana terbaik untuk umatnya ya Mba Isti

    ReplyDelete
  20. Waahh ga kebayang lagi Hamil, anak pertama masih kecil, skripsi pula. Sekarang ja saya ngerjain tesis udah pusing. Gimana jadi dirimu yaa.
    Btw saya sendiri juga kesundulan, anak pertama baru 9 bln saya udah hamil lagi. Sering merasa bersalah sama anak pertama :(

    ReplyDelete
  21. Semua memang harus disyukuri yaa maaak...dan Allah akan selalu berikan yang terbaik! Buktinya dikau bisa lancaaar menjalani semua..walaupun penuh tantangan :). Sukses GAny yaaa

    ReplyDelete
  22. Mamak, suka bgt ceritanya. Jadi berasa diingatkan juga.
    TFS, Mak.

    ReplyDelete
  23. Akhirnya bisa melaluinya juga ya mak, meskipun terasa berat sekali. Mak Isti hampir mirip dengan aku. Aku nikah pertengahan februari, April sudah hamil anak pertama. Trus lahiran dan saat anak pertamaku berusia 8 bulan, aku hamil anak yang kedua.

    ReplyDelete
  24. Mak Isti cantik, di foto yang pertama, Aku nikah Desember, Februari aku dinyatakan hamil, Alhamdulillah ya mak semua indah.

    ReplyDelete
  25. aduh sejodo ya anaknya ? mauuu .. kakanya laki ade nya perempuan .. syukuri dapat anak :D jangan malah ditangisi , orang lain susah loh dapat anak..

    ReplyDelete
  26. Saya juga nikah muda mak. Umur 21 setelah selesai skripsi langsung nikah. Tp baru dikasih amanah setelah 2 thn nikahan.
    Anak2nya lucu...nikmatnya punya anak..apalagi berdekatan gitu..anak saya saja bedanya 2 thun...kebobolan juga..hihi

    ReplyDelete
  27. Aaaahh...membaca postinganmu ini membuatku makin bersyukur. Hidupku jauh lebih flat dibandingin dirimu mak. Lulus kuliah pada waktunya (dan tidak sedang hamil), menikah di usia 28, punya 2 anak yg sama lucunya dg anak2mu, dikelilingi oleh keluarga yg membuatku bisa tenang saat sedang keluar rumah utk bekerja. Apa lagi coba ya yg tidak pantas disyukuri ;) Muaaahh muaaah sampai basah buat I'am dan Shaki. Juga buat Bu Vino :*

    ReplyDelete
  28. Mak Sulyyy...kalo orang Jawa bilang...yaa gak maido dengan perasaanmu kala itu, lha wong masih muda bingit juga...tapi alhamdulillah yaa...semua dimudahkan olehNya...eh itu kisah Mak Uniek mirip2 denganku deh..menikahnya udah lewat 25 jugak...hihihihi

    ReplyDelete
  29. bagus ih ceritanya, betewe mau oot nih mbak, itu gendongan hanaronya enak ga? hehehe

    ReplyDelete
  30. bener2 haru biru nih baca ini,bersusah dahulu bersenang kemudian. alhamdulillah berkahnya luar biasa ya mak,sekarang mereka sudah besar...salam buat I'am n Saki^^

    ReplyDelete
  31. Mbaaa... salut laaah. Keren Mbak Isti ;)
    Ini saya gak hamil aja skripsi nggak selesai-selesai hahaha...

    ReplyDelete
    Replies
    1. mak isti foto kedua yang berdiri itu kok mirip mak haya ya hahahha

      btw enaknya sekarang ya mak dah gede2 :") kebayang dulunya..tapi alhamdulillah semua bisa dijalani...

      makasih ya mak dah ikutan :*

      Delete
  32. wow..
    aslinya kan bisa nwp=hamil sambil menyusui..tapi ya tergantung kondisi ibunya :D
    masih trauma mau hamil lagi heheh padahal anak sudah 2 tahun

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, betul Mbak. Pada waktu itu ilmu saya mengenai NWP nihil. Lagipula saya kuliah di Bandung, dan suami kerja di Jakarta, jadi mau nggak mau harus pisah. Nah, kalau pisah, saya nggak ada asisten untuk jaga bayi saya. Jadi ya piihan terakhir, titipkan bayi ke orangtua yang paling dekat, kala itu ya mertua saya. :))

      Delete
  33. Anak itu rejeki mbak. Jadi disyukuri saja, hehehehe.
    Salam kenal mbak

    ReplyDelete
  34. Mbak Istiiii, aku juga orang Klaten loh. btw, aku daritadi ngubek2 isi blog kamu. Baca kayak candu dan tiba2 ini udah jam 1 malem :D

    ReplyDelete
  35. Alhamdulillah mbak, smoga lncar.
    Sya baru nikah juli 2016, Istri sya Alhamdulillah hamil dan Insya Allah kembar.
    Kalaundi lihat sekilas memang seperti beban. Apalagi kita masih muda.
    Saya sendiri Bismillah dan meyakinkan semua bisa lancar. Dan meyakini mereka membawa rizki masing2..

    ReplyDelete
  36. Aduuhhh aku bgt....7bln kndungan maduk smster 8...gmna mrubah rasa tkut jd syukur?

    ReplyDelete
  37. Aduh moms ceritanya sama kaya saya,anak pertama dan kedua jaraknya 3 taun.. kadang saya suka nangis karna kasian sama kakanya dan juga omongan orang2 yg ga enak.saya kurang bersyukur,pdhal di luar sana bnyak yg susah hamil. Tapi alhamdulillah setelah baca cerita moms,saya jdi lebih tenang dan semangat jalanin ini semua ☺️😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai, Mom! Salam kenal, ya. Yang paling utama memang ada di diri kita, kalau kita tetap nerima omongan orang untuk masuk ke dalam hati, ya kitanya sedih terus jadinya ya kan? Kalau udah begini emang baiknya fokus sama diri kita dan anak2 aja. Biarin orang mau ngomong apa. Jarak 3 tahun itu cukup, kok. Nggak terlalu dekat dan kejauhan. Semangat, ya, Mom!

      Delete
  38. Aku sekarang lagi diposisi seperti ini mba. Anak baru 10 bulan tapi hamil lagi. Aku sadar ini anugrah dari Alloh, yg buat aku sedih orang tua dan mertua aku sendiri yang blm terima kemahilan ku. Respon orang tua yang tau saya hamil langsung marah2. Bahkan di usia kandungan ku yang sudah 3 bulan masih saja orang tua masih blm terima 😭😭😭

    ReplyDelete
  39. Aku sekarang lagi di posisi seperti mba, hamil di saat anak pertama usia 10 bulan. Suami bahagia dengan kemahilanku, yang buat aku sedih tidak ada dukungan dari orangtua bahkan mertua. Sedih rasanya di perlakukan seperti ini, orang tua sendiri yang tidak bisa menerima cucunya yang masih di kandungan 😭😭

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya ke artikel ini karena saya berada diposisi ini,,umur anak saya 11 bulan saya hamil 6 bulan,,posisi saya bekerja,,dan posisi ini kami sedang merencanakan untuk ambil KPR,,saya memamng tidak ragu dengan rezeki yg telah Allah berikan,,tapi saya saat ini memang sedang bingung,,kalau dua dua di sufor dan diasuhkan pasti budget besar,,kalau saya pilih asi untuk anak nomor 2,,mungkin dua dua nya lebih terawat,,tapi dengan resiko saya tidak dapat bekerja lagi,,sedih senang campur jadi satu,,saya terkadang sedih,,kenapa saya punya rasa malu saat orang disekitar bilang,,hamil lagi ya..menurut kakak bagaimana saran untuk saya

      Delete
  40. Sama seperti yg saya rasakan mbak, anak sy masih usia 4 bulan sy hamil lagi skrang lagi menunggu detik2 mau lahiran πŸ₯ΊπŸ™

    ReplyDelete

Thank you for read my story. I would be very pleased if you leave a comment here. ^__^