Sepi, itu yang dirasakan Roni siang itu. Mungkin hanya beberapa anak saja yang berseliweran di lorong kelas saat jam ketiga.
"Kesempatan. Mumpung sepi."
Roni tersenyum sambil bersyukur dalam hati karena sepertinya suasana sedang berpihak padanya. Diambilnya sebuah kursi, lalu membuka sebuah jendela kelas 8-H yang sudah rusak.
Roni memanjat perlahan ke dalam kelas. Kemudian dilihatnya sebuah buku tergeletak di atas meja paling belakang. Ia kenal dengan pemilik meja itu, karena setiap hari hanya ada satu orang yang sama yang menempatinya, Dika, teman dekatnya ketika ia masih bersekolah di sini.
Dengan langkah sigap ia menyambar buku tersebut kemudian dibawanya kembali ke luar kelas. Ia mengendap-endap sambil menggulung buku yang diambilnya tadi. Ketika dirasa tak ada anak lain yang berseliweran, ia mulai membuka bukunya.
![]() |
credit |
Buku Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas VIII. Wajahnya sumringah. Ia membuka Daftar Isi buku tersebut dan menemukan topik Sastra. Dengan semangat membara, ia membuka halaman yang dituju dan kemudian membacanya tanpa memerhatikan kedatangan Dika.
"Ron, ..."
Roni terkejut. Ia langsung menutup buku lalu melemparnya asal.
"Aku sedih lihat kamu begini. Ayo, sekolah lagi. Aku akan bantu mengajukan keringanan untuk biaya sekolahmu."
Mata Roni berkaca-kaca.
![]() |
Berani Cerita |
186 kata.
Aih...manis bgt ceritanya mba Is.
ReplyDeleteSemoga Roni bisa sekolah lg ya ;)
aamiin..
Deleteini promptnya padahal memancing kita utk bikin cerita kriminal atau sejenisnya, tp aku kmrn abis bikin cerita dosen itu jd mual sendiri, akhirnya jadilah si manis Roni ini :D
kikikikkk.. memang iyaaa.. kita tinggal lihat mana-mana peserta yang out of box berfikirnya. tidak terlalu mengikuti 'maunya' si prompt.
Deletecerita ini manis, meskipun tokohnya laki-laki :)
makasih mak ria :)
DeleteSabar ya Ron...
ReplyDeleteBagus Mbak.... :)
makasih udah mampir :)
Deletesimpel dan cakep mbak
ReplyDeletemakasih :)
Deletekeren mak :D
ReplyDeletemakasih, mak :)
DeleteSimple tapi Keren :)
ReplyDeletemakasiiiih :)
Deleteterlalu sederhana, mbak. i bet you can do better than this and make this story more interesting. Salam. :)
ReplyDeleteuwoh. selalu saja ada yang protes kalo saya bikin cerita biasa nan sederhana :| padahal saya ga mau dicap sebagai psikopat karena selalu bikin cerita dark theme. saya kan orangnya manis :p
Deletebaiklah, makasih mas kritikannya. :)
Aih Roni kasihannya, semoga bisa sekolah lagi ya?
ReplyDelete:)
DeleteRoni ini pengen banget sekolah ya? Bikin terharu...
ReplyDeletedia pernah sekolah di situ, tp harus berhenti karena ga mampu :(
DeleteSimple dan keren, Mbak. (y)
ReplyDeletemakasih :)
Deleteceritanya sederhana tapi mengena, Mbak.
ReplyDeleteBanyak sekali anak seperti Roni yang ingin sekolah tapi terkendala biaya.
iya, betul, Yu. :)
DeleteSemangat Roni ^^
ReplyDeletemakasih, noichil! :)
DeleteGue suka yang sederhana kayak gini.. :)
ReplyDeletehosh. makasih, Sak! :)
Delete