Begitu tiba di depan pintu apartemen, hatiku langsung bergejolak. Jadi, begini rasanya berada jauh dari negeri kelahiran? Dadaku bergemuruh. Kuputar kunci pintu. Klek. Wangi lantai begitu terasa. Mungkin sudah dibersihkan sebelum aku tiba.
Tak tok tak tok tak tok.
Terdengar suara palu diketuk. Aku berjalan ke dalam. Suaranya makin jelas. Dari atas. Oh, mungkin penghuni apartemen di lantai atasku sedang berbenah.
Tok tok tok tok tok tok.
Kali ini suara palunya terdengar dari arah dapur. Tapi masih tetap dari atas apartemenku. Semoga saja mereka cepat menyelesaikan perbaikannya, karena ini sudah hampir pukul sepuluh malam. Dan aku hendak beristirahat. Aku tak bisa tidur jika terdengar suara berisik sedikit pun.
Kurebahkan tubuh di atas kasur. Ah, nikmatnya jika bisa rebahan setelah beraktifitas padat seharian. Lelahku terbayarkan. Tak terasa mataku terpejam sesaat, sebelum akhirnya terdengar suara berisik lagi dari lantai atas.
Sreeeet. Sreeet. Sreeet.
Kali ini suara kursi digeser. Atau meja? Seperti barang yang agak berat digeser-geser. Mungkin mereka benar-benar sedang berbenah, sehingga tak ada waktu untuk esok pagi. Tak kuhiraukan suara-suara tersebut. Kemudian mataku terpejam lagi saking lelahnya.
Prang!
Aku terkejut. Dan terbangun dari tidur. Ah, sulitnya tidurku malam ini. Lelah namun penghuni di atas berisik sekali. Ingin rasanya kudatangi saja mereka, memberitahu bahwa di bawah apartemen mereka sudah ada penghuninya, yaitu aku. Kulihat jam di tangan, pukul setengah satu malam. Oh, tidak. Apa yang mereka lakukan di atas? Mengapa berbenah di malam hari?
Kuambil jaket dan kupakai sepatu. Bahkan aku belum sempat mengeluarkan sandal dari dalam koperku. Aku keluar dan menaiki tangga. Kucari nomor pintu yang berada tepat di atas apartemenku. Ah, itu dia! Pintu bernomor 13 rupanya. Kudekati pintunya.
credit |
Aneh. Tak terdengar sama sekali suara-suara berisik dari luar pintu ini. Penasaran, keletakkan telingaku ke daun pintu. Semilir angin membuat bulu kudukku meremang. Kudengar dengan saksama. Hening.
Kemudian terdengar suara lift terbuka, seorang pria dan wanita berkebangsaan Arab keluar. Aku tersenyum pada mereka. Mereka mendekat padaku dan mengajak bersalaman.
"Hai! Saya tinggal di nomor empat belas. Kamu tinggal di sini? Tiga belas?" tanya yang pria dengan bahasa Inggris logat Arab, dan raut wajah yang penasaran.
"Oh, tidak. Saya tinggal di bawah apartemen nomor tiga belas ini."
"Ah, begitu! Sejak saya pindah ke apartemen ini lima tahun yang lalu, nomor tiga belas tidak pernah ada penghuninya."
Dan aku akan tinggal di sini selama lima tahun ke depan.
***
425 kata.
hiyaaa serammmm, serius ni mak kisah nyata :D
ReplyDeleteBtw kalo daku dulu sering dengar prang karena berantem di tetangga sebelah persis n dont know what to do hihihi tahu2 sdh ada pita kuning polisi huhuhuhu
kisah nyata, mak. tapi kisah nyata teman suamiku. memang begini kejadiannya. hiiiiiiyyy.
Deletebtw, itu rumahnya dijual ga? murah pasti deh. hahhahha *lospokus*
Yay... Mak Isti' pinteran deh bikin cerita yg serem2nya. takuuut :)
ReplyDeletekan malam sabtu ini, mak. *apa hubungannya cobak*
Deletengik ngok! dan saya bacanya malam :(
ReplyDeletega ada yg ngetok2 tapi kan mak? :p
Deletekirain cerita ttg mak isti sendiri, iihh serem nih ..
ReplyDeletehihiihi aku bakalan minta pindah apartemen kalo gitu mak :D
Deleteklo pengalaman langsung mak isti pasti udah pulang lagi ke indo deh haha
ReplyDeletewkwkkwk ya enggak mak, minta pindah apartemen aja :p
DeleteAkhirnya ada cerita malam pertama yg versi horror nya :D
ReplyDeletealhamdulillaah, senang ya mak?
DeleteMBAK! T~T
ReplyDeleteya?? :D
DeleteMitos nomor 13 yak? ._.
ReplyDeleteSerem juga kalo tiap malem dihantui begitu mbak ._.
sebenarnya mau cerita penghuni terakhir apartmen itu meninggal bunuh diri di situ. tapi bingung kata2nya yang pas. lagipula, masa sih baru juga ketemu sama org baru langsung ditakut2in begitu? kayaknya ga pas aja. hehhheehe
Deletesiap2 deh, selama 5 thn ke depan, selalu mendengar suara seperti itu. Hiiiyyyy sereeeem :)
ReplyDelete-____-
DeleteBayangin kalau benar-benar mengalaminya sendiri Mbak, syeeremmm ... ._.
ReplyDeleteNggak usah dibayangin aja kalau gitu, mak. :D
Deletebeneran bulu kuduk ku meremang..hiiiiiyyyyy
ReplyDeleteAiiihh... maaf, maaf. :)))
DeleteMbak istii.. Beneran pinter deh bikin cerita serem...
ReplyDeleteMakasih, Mbak. :)))
Delete