Dia pun diam.
Satu, dua, tiga, empat ..., sepuluh.
"Dar ...."
"Ling ...."
Suara kami tabrakan. Aku tersipu, menunduk.
"Kamu duluan, Ling," katanya.
Haatchiii! Duh, kenapa pake bersin segala, lagi?
"Kamu aja, aku rapopo."
"Kamu lihat, deh, langitnya. Bintang yang paling terang, dekat bulan!"
Maka aku pun menatap langit, berusaha mencari bintang yang dimaksud. Entah bintang mana yang paling terang, karena menurutku semua sama saja.
"Ling?"
Kulihat wajahnya penuh heran, dan tampak ragu. Kami beradu mata selama tiga detik. Ia tersenyum geli, sepertinya. Kemudian cepat-cepat aku menatap langit kembali.
"Yang mana, Dar? Yang terang itu di sebelah kiri bulan, tapi masih jauhan lagi, ah!"
"Ih, yang paling deket itu sama bulan, keleus!"
"Agak jauhan lagi! Yang deket sama bulan itu kecil-kecil semua, nggak ada yang terang!"
"Ya ampun, kamu sih nggak bawa kacamata!"
Maka kami pun beradu mulut tentang bintang mana yang paling terang. Nggak penting, memang. Tapi kami selalu begitu. Sambil sesekali ia melirikku dengan senyum nakalnya. Lalu tiba-tiba, ada sebuah sinar yang melintas dan membelah malam.
![]() |
credit |
"Oh, itu bintang jatuh?" tanyaku polos.
Ia mengangguk membenarkan pertanyaanku.
"Kata orang, kalau kita sebut permintaan, niscaya dikabulkan."
"Ah, nggak percaya aku!"
"Aku mau buat permintaan, supaya wanita yang di sebelahku ini mau menerimaku jadi suaminya malam ini," ujarnya sambil menatapku lekat.
Deg!
Jantungku terasa berhenti berdetak. Semua rumput yang aku duduki seperti menembus celana dan menggelitik kulitku. Dan bintang-bintang menjadi terang seketika. Bulan pun tersenyum padaku! Dar pindah duduk ke depanku. Tatapan matanya membuatku mencelos.
"Ling?"
Aku tersenyum membalas tatapan matanya.
"Iya, aku mau."
"Tuh, kan! Bener berarti mitosnya! Permintaanku dikabulin, ooooiiii!"
"Ih, bete, deh! Orang lagi romantis-romantis gini juga!" aku kembali menunduk.
"Hahaha! Jangan cemberut gitu, dong! Mana sini senyumnya?"
Disentuhnya pipi kiriku. Dadaku berdetak kencang. Kemudian diusapnya pipiku dengan lembut. Makin kencang detak jantungku. Sepertinya aliran darahku mengalir lebih deras. Tangannya mengangkat daguku. Matanya tajam menusuk hatiku.
"Tadi pas kamu bersin, ada upil yang nyangkut di lubang hidung depan, tuh! Buang dulu, sana!"
***
325 kata
:D
ReplyDeleteberubah mitosnya... bintang jatuh = upil yang keluar
:D
DeleteHaiyaaah...upilnya merusak suasana hihihihi
ReplyDeleteiyaaaa. hahahahha
DeleteBhag.aha, gak jadi romantis, deh! Padahal hampir, loh! :-V
ReplyDeletehampir kaaan, hampiiiiiirrrr :D
Deletekalimat terakhir merusak cerita deh....
ReplyDeleteserius, Isti.
sayang sekali jika suasana romantis yang dibangun sejak awal, buyar gara-gara kalimat pamungkas. :)
waduuuh niatnya bikin yang komedi, bang. ga tau juga kok bisa seromantis gini. hihihi. kalo kalimat terkahir dihilangkan, datar dong, ga ada twist-nya. :))) atau bisa sih pake kalimat lain, tapi aku asli niatnya emang pengen bikin yang komedi.
Deletehaha batal deh :)
ReplyDeletehehe iyaa :D
Deletehahaha, jadi memvisualisasikan DarLing... DarLiiing...
ReplyDeleteHuahahah ples upilnya ya! :p
Deletehahaha.... besok lagi bawa tisu yaa... :)
ReplyDeleteHo oh, Mbaaak. :D
Deleteaduh upil merusak suasana nih :)
ReplyDeleteIya nih Mak. :D
Deletewkwkwkwkwkwkwk... bete abiiiss deh kalo digituin...
ReplyDeleteBanget bangeeeet!
DeleteBweh! Kenapa pake ada upil??? Ipil mana????
ReplyDeleteIpilnya belom keluar, Jiah. :p
DeleteBuahahahha.... upil, si kecil yang merusak suasana. Helm mana helm
ReplyDeleteKok helm Mak?
DeleteHuahua.. romantis mbaak.. Tapi, upil mencairkan suasana yang grogi tuh kayaknya :D
ReplyDeleteIya bener Mak! :D
DeleteIdiih... lagi romantis2 kok ada joroknya sih... wkwkwkwkwk
ReplyDeleteHahhahaha
Deletehuaaa hatchiii... haha hampiiirr saja :D
ReplyDeleteHampir aja apa nih maaak?
Deleteromantis bangetsss mau dong dilamar :D dan kemudian ngakak sama upil
ReplyDeleteHihihih soon ya Mbak. Aamiin. :)
Deleteituuu..
ReplyDeleteupiiiiiilll...
eekkkkkkk...
#jadi pengen liat raut mukanya Ling,, hwahahahahaha...
Hahhahahhahahaha
DeleteUPIIILLLLLL hahahaha, ngakaakkkk.
ReplyDeleteHUp! Awas entar ada upil yang nyangkut ke mulut! :p
Delete