Say Hello to Vaksin Corona

12.25.2020

Masih inget banget rasanya nginep di ruang isolasi di Rumah Sakit pada pertengahan tahun kemarin. Waktu itu saya mau operasi usus buntu, jadi diwajibkan Rapid Test Antibodi sebelum dilakukan tindakan. Qodarulloh, hasilnya IgM saya reaktif. Mau nggak mau saya lanjut swab. Karena reaktif, maka operasi usus buntunya ditunda dulu sampai hasi swab-nya keluar negatif.

Dua hari menunggu, alhamdulillah hasilnya negatif. Tapi ternyata saya masih belum bisa operasi juga, lantaran peraturan Kemenkes mengharuskan 2x swab untuk make sure benar-benar negatif, baru bisa dilakukan operasi. Nah, di sini saya kesal sekali merasa dikerjain pihak Rumah Sakit. Pasalnya, kemarin kan mereka udah bilang kalau hasilnya negatif bisa langsung operasi, tapi kenapa kok tiba-tiba bilangnya harus swab sekali lagi? 

Posisi saya saat itu, usus buntunya sudah kronis dan harus diambil secepatnya karena saya juga sedang hamil. Kalau saya menunggu hasil swab kedua yang artinya menunggu 2 harian lagi, maka operasinya bisa makin lama. Tapi, kalau mau cepat, saya bisa tetap operasi saat itu juga namun rawat inapnya di ruang isolasi sambil menunggu hasil swab kedua keluar. Dan akhirnya saya masuk ruang isolasi yang kala itu, benar-benar horor buat saya.

Andai saja saat itu sudah ada vaksin corona, saya pasti lebih memilih disuntik vaksin corona aja deh sekalian daripada tes swab/PCR sampai dua kali. Sakit. Tapi lebih sakit lagi ketika bayar, sih. Soalnya waktu itu masih baru-baru, jadi tes PCR biayanya masih 1.7 juta. Nah, dikali 2 deh itu. Dan nggak di-cover asuransi.

Tapi, hey! Sekarang kan udah ada vaksin corona! Apa teman-teman udah tau tentang vaksin corona dari China?













Vaksin Corona Sinovac

Vaksin corona yang diambil oleh negara kita adalah yang dari China, yaitu buatan Sinovac Biotech dan bekerja sama dengan PT. Bio Farma. Bulan lalu udah memasuki fase ketiga uji klinis. Walaupun saya bukan alumni kedokteran, tapi saya mau nyombong dikit nih, soalnya Tim Penelitinya dari Fakultas Kedokteran almamater saya, Universitas Padjadjaran, Bandung. Ehe. Padahal juga saya alumni Sastra 😅

Kalau baca berita, relawan vaksin corona ini banyak juga, ya, ada sekitar 1600-an dan syukurnya, nggak ada yang mengalami efek samping yang serius. Kebetulan teman dekat saya termasuk salah satu relawannya, dan alhamdulillah dia juga merasa baik-baik saja setelah disuntik yang pertama dan kedua.

Soal efek samping ini, menurut Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito, BPOM terus memantau sampai satu bulan vaksin kedua diberikan, juga sampai 3-6 bulan ke depan terkait efek samping yang mungkin akan timbul. Untuk make sure aja kalau vaksinnya itu aman digunakan untuk seluruh masyarakat.

Yah, paling enggak, di tahun baru ini kita benar-benar bisa merasakan hidup yang baru lagi, ya, dengan adanya vaksin corona ini. Walaupun, saya juga meyakini, adanya vaksin corona ini nggak serta-merta hilang blas si coronanya. Tapi paling enggak, kita bisa menahan virus itu agar nggak masuk ke tubuh kita yang sehat. 

Kalau udah merasa nggak enak badan, lebih baik skrining sendiri dulu. Baca-baca gejala awalnya Covid-19 ini seperti apa. Karena ke dokter bikin kita was-was, jadi enaknya nanya-nanya sama dokter di aplikasi Halodoc aja, deh. Dokternya banyak, kita bisa pilih mau ke dokter umum dulu atau langsung ke dokter spesialis penyakit dalam untuk konsultasi masalah covid-nya. Biayanya? Nggak mahal-mahal. Beda jauh dengan biaya kalau kita datang langsung ke Rumah Sakit.

Pokoknya, apapun yang dirasa sekarang, kita harus bisa lebih tanggap dan peduli. Dan jangan lupa pesan Ibu! Selalu terapkan protokol kesehatan di mana pun kita berada, ya! Tetap 3M.

Mencuci tangan. 

Memakai masker. 

Menjaga jarak.



No comments :

Post a Comment

Thank you for read my story. I would be very pleased if you leave a comment here. ^__^