Kontribusi Telkom untuk Indonesia Dulu dan Kini

7.20.2022

telepon rumah
Telepon rumah

Umur berapa teman-teman kenal dan tahu cara pakai telepon seperti ini? Kapan terakhir kali kalian pakai telepon ini?

Ini pesawat telepon milik orang tua saya yang dibeli sejak pertama kali punya sekitar tahun 1998. Masih disimpan sampai sekarang karena banyak kenangannya. Terbukti, anak-anak saya, begitu melihat benda ini, mereka semua pada bertanya, "Uti, ini apa?" 😅

Sampai kita di titik teknologi saat ini, yang di mana-mana udah pada pakai nomor handphone sendiri-sendiri, dulu kita tuh dipersatukan sama yang namanya telepon rumah. Itu pun cuma orang-orang tertentu aja yang bisa punya telepon, karena biaya bulanannya cukup lumayan meski nggak dipakai untuk menelpon sekali pun, ada abodemennya.

Jadi flashback, dulu waktu orang tua saya merantau ke Medan, cuma dengan telepon ini lah kami bisa bersilaturahim dengan saudara-saudara di Jakarta. Mendengar suara mereka aja rasanya sudah senang bukan kepalang. Kebayang, saya yang tinggal di pedalaman Medan masih bisa dapat sinyal telpon. Padahal, tempat tinggal saya waktu itu, bisa dibilang jauh dari kota Medannya. 

Selain untuk berkomunikasi dengan saudara di Jakarta, kami juga menggunakan telepon untuk berkomunikasi dengan teman-teman yang juga memiliki telepon di rumahnya. Nggak heran juga kadang sering ditemui telepon yang digembok di rumah teman saya, karena mungkin alasannya sama seperti orang tua saya, supaya tidak dibuat mainan. 😜

Bukannya apa-apa, bayar telepon kan lumayan, kalau anak-anaknya nggak ngerti, bisa-bisa tagihan membengkak hanya karena bayar untuk main-main aja.

Box kartu perdana Telkomsel pertama, dulu bernama simPATI Nusantara.
Box kartu perdana Telkomsel pertama, dulu bernama simPATI Nusantara.
Source: Detik

Ketika akhirnya era telepon genggam mulai ada, orang tua saya membeli SIM card Telkomsel yang saat itu harganya mencapai ratusan ribu dengan packaging yang mewah, pakai box. Saat itu hanya ada dua provider yang ada, dan orang tua saya lebih memilih Telkomsel karena ada Telkom yang dipercayai untuk urusan komunikasi. Hingga saat ini, 22 tahun sudah nomor tersebut masih setia digunakan oleh orang tua saya. Wow! Berarti udah berapa ya umurnya Telkom sekarang?


57 Tahun Telkom Indonesia Berkontribusi untuk Negeri



Terhitung sejak 6 Juli 1965 hingga 6 Juli 2022, ternyata Telkom Indonesia udah 57 tahun, gaes! 

Nah, sejalan dengan tujuan Telkom Indonesia, yaitu “Mewujudkan bangsa yang lebih sejahtera dan berdaya saing serta memberikan nilai tambah bagi para pemaku kepentingan”, Telkom Indonesia terus berupaya memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh pemangku kepentingan sehingga dapat memberikan kontribusi terbaik bagi bangsa Indonesia yang pada akhirnya dapat mewujudkan visinya “Menjadi digital telco pilihan utama untuk memajukan masyarakat”.

Sebagai perusahaan digital telco milik negeri, tekad dan keyakinan tersebut dilambangkan dengan sebuah logo perusahaan sebagai image perusahaan yang terdiri dari bentuk lingkaran yang melambangkan kedinamisan Perusahaan dan juga simbolisasi dunia, serta tangan kanan yang ramah dalam meraih dunia tersebut. Dengan warna merah, putih, dan warna transisi abu-abu sebagai warna identitas perusahaan, sebagaimana warna merah dan putih yang menjadi identitas Indonesia.

Logo Telkom Indonesia juga dilengkapi dengan tagline ‘The World in Your Hand’ dengan makna ‘Dunia dalam Genggaman Anda’ yang membawa pesan bahwa Telkom Indonesia berkomitmen untuk membuat segalanya menjadi lebih mudah dan lebih menyenangkan dalam mengakses dunia.

Kegiatan usaha Telkom Group bertumbuh dan berubah seiring dengan perkembangan teknologi, informasi dan digitalisasi, namun masih dalam koridor industri telekomunikasi dan informasi. Hal ini terlihat dari lini bisnis yang terus berkembang melengkapi legacy yang sudah ada sebelumnya.

Setelah 12 tahun transformasi digitalisasi diumumkan, Telkom telah membentuk sejumlah platform inkubasi dan pengembangan startup, seperti Indigo, Amoeba, The Next Dev, hingga Telkomsel Innovation Center. Mereka juga menjembatani startup-startup baru di Indonesia kepada investor melalui MDI Ventures dan Telkomsel Mitra Inovasi (TMI).

Selain membuat platform untuk merangkul startup tahap awal dan mempertemukannya dengan para pendana, Telkom juga memiliki layanan digital mereka sendiri. Layanan digital mereka mencakup berbagai sektor, mulai dari pendidikan, kesehatan, UMKM, hingga pariwisata.

Telkom mulai saat ini membagi bisnisnya menjadi 3 Digital Business Domain, yang ketiganya bisa kita lihat sebagai berikut.

1. Digital Connectivity

Melalui berbagai produk dan layanan, Telkom menghadirkan berbagai jenis infrastruktur yang mampu menunjang segala kebutuhan digital masyarakat. Telkom menyediakan layanan telekomunikasi secara merata hingga ke wilayah pelosok. Dengan begitu seluruh masyarakat bisa memanfaatkan teknologi digital tanpa senjang.

Telkomsel Prabayar, IndiHome, Telkomsel Halo, MangoeSky, Telkomcel, Sooltan Net, by.U, dll.

2. Digital Platform

Telkom menjalankan operasional dan pembangunan data center, big data serta membangun smart platform untuk memudahkan masyarakat menjalani aktivitas digital. Platform-platform ini adalah seperti BigBox, Antares, Peduli Lindungi, dll.

Siapa yang baru tahu kalau Peduli Lindungi ternyata dari Telkom Indonesia? Cung! 👆

3. Digital Services

Telkom hadir untuk menyediakan berbagai layanan berbasis digital yang dilakukan secara selektif. Hal tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai solusi untuk dapat memenuhi segala kebutuhan secara lebih mudah, apalagi di saat pademi seperti ini. Pengembangan serta menyediakaan layanan dilakukan melalui aksi kemitraan atau akuisisi bersama pihak-pihak tertentu. Telkom mengembangkan berbagai layanan dalam segala aspek, mulai dari bidang pendidikan, kesehatan hingga hiburan.

Optimalisasi pemanfaatan digitalisasi mampu mendukung peningkatan ekonomi masyarakat. Hal ini bisa menjadi kekuatan utama ekonomi Indonesia. Untuk mempercepat terwujudnya hal tersebut, Telkom selalu berinovasi dan siap menjalin kemitraan dengan berbagai pihak untuk mampu mengakselerasi perkembangan bisnis digital.

Nah, di domain digital service bisa kita temui ada aplikasi Sooltan, Vutura, Link Aja, Langit Musik, dll.


Nostalgia Telepon Jadul vs Saat Ini


Wartel (Warung Telkom) jaman dulu kala.
Source: Kompasiana

Ngerasain banget dari jaman dulu sering pakai wartel untuk nelepon teman atau (ehem) pacar, yang udah pasti nggak akan berani nelepon di rumah sendiri. Atau malah ada yang janjian ketemuan sama pacarnya di wartel? Enak soalnya adem, ada AC-nya. Ihik. 

Ngerasain juga ikut antre di kursi tunggu seperti di RS, menunggu giliran masuk ke kamar/ bilik telepon yang kosong. Dan setelah di dalam, sudah disediakan buku petunjuk nomor telepon Yellow Pages. Ahahaha siapa yang inget buku kuning nan tebal ini?

Buku Yellow Pages Indonesia
Source: https://s1.bukalapak.com/img/13706642111/large/data.png

Lalu kemudian ada teknologi baru yang namanya telepon seluler. Yang meski bentuknya masih besar dan tebal, tapi pada waktu itu sudah merupakan terobosan paling mutakhir yang di Indonesia. Sudah bisa menelepon jarak jauh tanpa kabel, bisa dibawa ke mana-mana, juga bisa berkirim pesan singkat yang bisa langsung dibaca oleh penerimanya.


HP Nokia jadul dengan sim card Telkomsel by Telkom. HP seperti ini yang dimiliki pertama kali oleh orang tua saya.
Source: Bukalapak

Nggak lama setelah masa kejayaan SMS mulai muncul MMS. Berkirim pesan bisa pakai gambar, bukan hanya teks aja. Kemudian mulai ada yang namanya internet. Ingat sekali saya waktu itu pakai internet jaringannya masih GPRS tapi udah kencang dan cepat. Itu pun, baru bisa pakai simcard Telkomsel aja untuk akses internetnya. Berbayar per sekian detik tapi tak masalah. Ketika internet cepat mulai ada, muncul lah Warnet.

Keberadaan Warnet sangat berguna sekali bagi para mahasiswa di jaman itu. Semua tugas-tugas bisa dikerjakan di Warnet dengan menyewa bilik komputer tiap satu jam. Bukan hanya untuk mengerjakan tugas, tapi juga berselancar dengan internetnya untuk mencari referensi. Sungguh, kalau aja waktu kuliah belum ada internet, entah jadinya apa tugas-tugas saya kala itu. Dan, ehem, pakai internet di Warnet pertama kali untuk bikin akun YM, join milis-milis, dan akhirnya ketemu jodoh pun dari sini. Ehehe.

Bilik Warnet (Warung Internet)
Source: https://www.tv90an.id/2021/07/nostalgia-anak-warnet-era-90an-dari.html

Semua masa kejayaan teknologi seperti ini bisa ada karena seiring bertambahnya waktu, Telkom Group pun ikut andil dalam perkembangan teknologi di Indonesia. Telkom lah yang pertama kali punya jaringan internet provider dengan internet cepat se-Indonesia, dan kemudian melebar hingga ke pelosok pedalaman kampung di pulau-pulau terpencil. Ketika saya pulang kampung pun, sinyal Telkomsel yang paling kuat dan internetnya paling cepat.

Meskipun kita sudah nggak akan menemu wartel dan warnet lagi di jaman sekarang, namun keberadaan mereka dahulu membuktikan bahwa teknologi benar-benar ada dan berkembang dari masa ke masa. Kini, kita bisa menikmati jaringan internet cepat IndiHome di rumah-rumah, dan juga internet provider di telepon seluler pribadi yang bisa diakses kapan pun, dan di mana pun. Akses-akses tersebut memudahkan kita untuk berhubungan dengan orang yang jauh di belahan bumi bagian Amerika sekali pun.

Saat ini, setelah semua telepon seluler bisa digunakan untuk mengakses internet, semua hal-hal yang bisa dilakukan hanya dengan internet pun mulai muncul. Kita bisa dengan mudah berbelanja sayuran hanya dengan menggunakan aplikasi semacam Padi UMKM. Dengan berbelanja di Padi UMKM, kita pun ikut andil dalam kesejahteraan para petani lokal.

Atau simply membayar belanjaan di pasar tradisional bisa dengan menggunakan Link Aja. Jangan kaget kalau para pedagang di pasar udah mulai melek teknologi, ya! Mereka jago-jago sekarang!

Di masa pandemi kemarin pun, Telkom Indonesia ikut membantu pemerintah dengan bekerjasama meluncurkan aplikasi Peduli Lindungi yang wajib dimiliki setiap orang yang memegang telepon seluler. Aplikasi ini berguna untuk men-trace, men-tracking, dan mengetahui status kesehatan seseorang terkait Covid-19.

Bukan hanya sederet, tapi berderet-deret kontribusi Telkom Indonesia untuk negeri ini nggak pernah putus. Semoga di usia yang terbilang senior ini, Telkom malah makin berjaya seiring bertumbuhnya digital di semua domain besarnya.

Stay safe and stay healthy!

No comments :

Post a Comment

Thank you for read my story. I would be very pleased if you leave a comment here. ^__^